Jumat, 21 Oktober 2011

anemia

II. ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia akibat defesiensi besi untuk sisntesis Hb merupakan penyakit darah yang paling sering pada bayi dan anak. Frekuensinya berkaitan dengan aspek dasar metabolisme besi dan nutrisi tertentu. Tubuh bayi baru lahir mengandung kira-kira 0,5 g besi, sedangkan dewasa kira-kira 5 g. untuk mengejar perbedaan itu rata-rata 0,8 mg besi harus direabsorbsi tiap hari selama 15 tahun pertam kehidupan. Disamping kebutuhan pertumbuhan ini, sejumlah kecil diperlukan untuk menyeimbangkan kehilangan besi normal oleh pengelupasan sel, karena itu untuk mempertahankan keseimbangan besi positif pada anak, kira-kira 1 mg besi harus direabsorbsi setiap hari.
Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak masih tinggi.Pada anak sekolah dasar berumur 7-13 tahun di Jakarta (1999) dari seluruh jenis anemia yang diderita,50% di antaranaya menderita ADB. ADB memberikan dampak negatif kepada tumbuh-kembang anak.Hal ini disebabkan karena defisiensi besi selain dapat mengakibatkan komplikasi yang ringan antara lain kelainan kuku (kolonikia),atrofi papil lidah,glositis dan stomatitis yang dapat sembuh dengan pemberian besi,dapat pula memberikan komplikasi yang berat misalnya penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi,gangguan prestasi belajar,atau gangguan mental yang lainnya yang dapat berlangsung lama bahkan menetap.Oleh karena itu pengobatan terhadap defisiensi besi harus dimulai sedini mungkin.Demikian juga tindakan pencegahannya
Anemia Defisiensi besi adalah kadar besi dalam tubuh dibawah nilai normal. Pada tahap awal kita akan menemukan cadangan besi tubuh yang berkurang. Kemudian jika kekurangan berlanjut kadar besi dalam plasma akan berkurang. Pada akhirnya proses pembentukan hemoglobin akan terganggu dan menyebabkan anemia defisiensi besi.
Anemia yang disebabkan kekurangan besi untuk sintesa Hemoglobin.
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pamatangan eritrosit.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.

Etiologi
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1.      Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :
-        Saluran cerna à Akibat dari tukak peptik kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang
-        Saluran genetalia wanita à menoragi atau metroragi
-        Saluran kemih à hematuria
-        Saluran nafas à hemoptoe
2.      Faktor nutrisi à akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik (makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)
3.      Kebutuhan besi meningkat à seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan
4.      Gangguan absorpsi besi à gastrekotomi, kolitis kronis

 Patofisiologi
Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi semakin menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang. Sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficien erythropoesis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut iron deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku epitel mulut dan faring, serta berbagai gejala lainnya
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme dan hemoglobin (Hb). Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit dari pada biasa sehingga timbul anemia hipokromik mikrositik.
1.      Jumlah efektif eritrosit berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan berkurang
2.      Kehilangan darah yang mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemi dan hipoksia
3.      Tanda dan gejala: gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, dyspne, syok
4.      Kehilangan darah dalam beberapa waktu (bulan) sampai dengan 50% terdapat kompensasi adalah:
ü  Peningkatan curah jantung dan pernafasan
ü  Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
ü  Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan, redistribusi aliran darah ke organ vital.
Salah satu tanda yang sering di kaitkan dengan anemia adalah pucat, ini umumnya sering di kaitkan dengan volume darah, berkurangnya hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.
Diagnosis
1.      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital untuk melihat kondisi umum yang mungkin menjadi penyebab utama yang mempengaruhi kondisi pasien atau efek anemia terhadap kondisi umum pasien. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk menemukan berbagai kondisi klinis manifestasi kekurangan besi dan sindroma anemic.
2.      Pemeriksaan laboratorium
Jenis Pemeriksaan
Nilai
Hemoglobin
Kadar Hb biasanya menurun disbanding nilai normal berdasarkan jenis kelamin pasien
MCV
Menurun (anemia mikrositik)
MCH
Menurun (anemia hipokrom)
Morfologi
Terkadang dapat ditemukan ring cell atau pencil cell
Ferritin
Ferritin mengikat Fe bebas dan berkamulasi dalam sistem RE sehingga kadar Ferritin secara tidak langsung menggambarkan konsentrasi kadar Fe.  Standar kadar normal ferritin pada tiap center kesehatan berbeda-beda. Kadar ferritin serum normal tidak menyingkirkan kemungkinan defisiensi besi namun kadar ferritin >100 mg/L memastikan tidak adanya anemia defisiensi besi
TIBC
Total Iron Binding Capacity biasanya akan meningkat >350 mg/L (normal: 300-360 mg/L )
Saturasi transferin
Saturasi transferin bisanya menurun <18% (normal: 25-50%)
Pulasan sel sumsum tulang
Dapat ditemukan hyperplasia normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil. Pulasan besi dapat menunjukkan butir hemosiderin (cadangan besi) negatif. Sel-sel sideroblas yang merupakan sel blas dengan granula ferritin biasanya negatif. Kadar sideroblas ini adalah Gold standar untuk menentukan anemia defisiensi besi, namun pemeriksaan kadar ferritin lebih sering digunakan.
Pemeriksaan penyait dasar
Berbagai kondisi yang mungkin menyebabkan anemia juga diperiksa, misalnya pemeriksaan feces untuk menemukan telur cacing tambang, pemeriksaan darah samar, endoskopi, dan lainnya.

Diagnosis Diferensial
Diagnosis diferensial utama dari anemia defisiensi besi yang mikrostik hipokromik adalah thallasaemia, penyakit inflamasi kronik, dan sindroma mielodisplastik. Perbedaan dari kondisi-kondisi tersebut antara lain:
Parameter
Anemia defisiensi besi
Thallasaemia
Inflamasi kronik
Sindroma mielodisplastik
Klinis
Sindroma anemia, tanda-tanda defisiensi besi
Sindroma anemia, hepatomegali, overload besi
Sindroma anemia jelas/tidak, gejala sistemik lain
Sindroma anemia
Blood smear
Micro/hypo
Normal, micro/hypo
Micro/hypo, target cell
Micro/hypo
TIBC
Meningkat
Menurun
Normal
-
Ferritin
Menurun
Normal
Normal
Normal/meningkat
Transferin
Menurun
Normal
Normal/Meningkat
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar