II.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia akibat defesiensi
besi untuk sisntesis Hb merupakan penyakit darah yang paling sering pada bayi
dan anak. Frekuensinya berkaitan dengan aspek dasar metabolisme besi dan
nutrisi tertentu. Tubuh bayi baru lahir mengandung kira-kira 0,5 g besi,
sedangkan dewasa kira-kira 5 g. untuk mengejar perbedaan itu rata-rata 0,8 mg
besi harus direabsorbsi tiap hari selama 15 tahun pertam kehidupan. Disamping
kebutuhan pertumbuhan ini, sejumlah kecil diperlukan untuk menyeimbangkan
kehilangan besi normal oleh pengelupasan sel, karena itu untuk mempertahankan
keseimbangan besi positif pada anak, kira-kira 1 mg besi harus direabsorbsi
setiap hari.
Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak
masih tinggi.Pada anak sekolah dasar berumur 7-13 tahun di Jakarta (1999) dari
seluruh jenis anemia yang diderita,50% di antaranaya menderita ADB. ADB
memberikan dampak negatif kepada tumbuh-kembang anak.Hal ini disebabkan karena
defisiensi besi selain dapat mengakibatkan komplikasi yang ringan antara lain
kelainan kuku (kolonikia),atrofi papil lidah,glositis dan stomatitis yang dapat
sembuh dengan pemberian besi,dapat pula memberikan komplikasi yang berat
misalnya penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi,gangguan prestasi
belajar,atau gangguan mental yang lainnya yang dapat berlangsung lama bahkan
menetap.Oleh karena itu pengobatan terhadap defisiensi besi harus dimulai
sedini mungkin.Demikian juga tindakan pencegahannya
Anemia Defisiensi besi adalah kadar besi dalam
tubuh dibawah nilai normal. Pada tahap awal kita akan menemukan cadangan besi
tubuh yang berkurang. Kemudian jika kekurangan berlanjut kadar besi dalam
plasma akan berkurang. Pada akhirnya proses pembentukan hemoglobin akan
terganggu dan menyebabkan anemia defisiensi besi.
Anemia yang disebabkan kekurangan besi untuk sintesa Hemoglobin.
Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan
satu atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pamatangan eritrosit.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.
Etiologi
Anemia defisiensi besi
dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat besi, gangguan absorpsi, serta
kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1.
Kehilangan
besi akibat perdarahan menahun yang dapat beasal dari :
- Saluran
cerna à Akibat dari tukak peptik
kanker lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing
tambang
-
Saluran
genetalia wanita à
menoragi atau metroragi
- Saluran
kemih à hematuria
- Saluran
nafas à hemoptoe
2.
Faktor
nutrisi à
akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak
baik (makanan banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)
3.
Kebutuhan
besi meningkat à
seperti pada prematuritas anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan
4.
Gangguan
absorpsi besi à
gastrekotomi, kolitis kronis
Patofisiologi
Perdarahan menahun
menyebabkan kehilangan besi sehingga cadangan besi semakin menurun. Apabila
cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state. Apabila
kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang. Sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia
secara klinis belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficien erythropoesis.
Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut iron
deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel
serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku epitel mulut
dan faring, serta berbagai gejala lainnya
Zat besi (Fe) diperlukan untuk pembuatan heme
dan hemoglobin (Hb). Kekurangan Fe mengakibatkan kekurangan Hb. Walaupun
pembuatan eritrosit juga menurun, tiap eritrosit mengandung Hb lebih sedikit
dari pada biasa sehingga
timbul anemia hipokromik mikrositik.
1.
Jumlah efektif eritrosit
berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan berkurang
2.
Kehilangan darah yang
mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan menimbulkan simtomatologi sekunder
hipovolemi dan hipoksia
3.
Tanda dan gejala:
gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, dyspne, syok
4.
Kehilangan darah dalam
beberapa waktu (bulan) sampai dengan 50% terdapat kompensasi adalah:
ü Peningkatan curah
jantung dan pernafasan
ü Meningkatkan pelepasan
O2 oleh hemoglobin
ü Mengembangkan volume
plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan, redistribusi aliran darah
ke organ vital.
Salah satu tanda yang sering di kaitkan dengan
anemia adalah pucat, ini umumnya sering di kaitkan dengan volume darah,
berkurangnya hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke
organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan
kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit maka warna kulit
bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan
dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna
menilai kepucatan.
Diagnosis
1.
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik meliputi
pemeriksaan tanda vital untuk melihat kondisi umum yang mungkin menjadi
penyebab utama yang mempengaruhi kondisi pasien atau efek anemia terhadap
kondisi umum pasien. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk menemukan berbagai
kondisi klinis manifestasi kekurangan besi dan sindroma anemic.
2.
Pemeriksaan
laboratorium
Jenis Pemeriksaan
|
Nilai
|
Hemoglobin
|
Kadar Hb biasanya menurun
disbanding nilai normal berdasarkan jenis kelamin pasien
|
MCV
|
Menurun (anemia mikrositik)
|
MCH
|
Menurun (anemia hipokrom)
|
Morfologi
|
Terkadang dapat ditemukan ring
cell atau pencil cell
|
Ferritin
|
Ferritin mengikat Fe bebas dan
berkamulasi dalam sistem RE sehingga kadar Ferritin secara tidak langsung
menggambarkan konsentrasi kadar Fe. Standar kadar normal ferritin pada
tiap center kesehatan berbeda-beda. Kadar ferritin serum normal tidak
menyingkirkan kemungkinan defisiensi besi namun kadar ferritin >100 mg/L
memastikan tidak adanya anemia defisiensi besi
|
TIBC
|
Total Iron Binding Capacity biasanya akan meningkat >350
mg/L (normal: 300-360 mg/L )
|
Saturasi transferin
|
Saturasi transferin bisanya
menurun <18% (normal: 25-50%)
|
Pulasan sel sumsum tulang
|
Dapat ditemukan hyperplasia
normoblastik ringan sampai sedang dengan normoblas kecil. Pulasan besi dapat
menunjukkan butir hemosiderin (cadangan besi) negatif. Sel-sel sideroblas
yang merupakan sel blas dengan granula ferritin biasanya negatif. Kadar
sideroblas ini adalah Gold standar untuk menentukan anemia defisiensi
besi, namun pemeriksaan kadar ferritin lebih sering digunakan.
|
Pemeriksaan penyait dasar
|
Berbagai kondisi yang mungkin
menyebabkan anemia juga diperiksa, misalnya pemeriksaan feces untuk menemukan
telur cacing tambang, pemeriksaan darah samar, endoskopi, dan lainnya.
|
Diagnosis Diferensial
Diagnosis diferensial utama dari
anemia defisiensi besi yang mikrostik hipokromik adalah thallasaemia, penyakit
inflamasi kronik, dan sindroma mielodisplastik. Perbedaan dari kondisi-kondisi
tersebut antara lain:
Parameter
|
Anemia defisiensi besi
|
Thallasaemia
|
Inflamasi kronik
|
Sindroma mielodisplastik
|
Klinis
|
Sindroma anemia, tanda-tanda
defisiensi besi
|
Sindroma anemia, hepatomegali, overload
besi
|
Sindroma anemia jelas/tidak,
gejala sistemik lain
|
Sindroma anemia
|
Blood smear
|
Micro/hypo
|
Normal, micro/hypo
|
Micro/hypo, target cell
|
Micro/hypo
|
TIBC
|
Meningkat
|
Menurun
|
Normal
|
-
|
Ferritin
|
Menurun
|
Normal
|
Normal
|
Normal/meningkat
|
Transferin
|
Menurun
|
Normal
|
Normal/Meningkat
|
-
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar